Sabtu, 18 Februari 2017

Sejarah farmakognosi

          Kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanh liat yang tersimpan di Perpustakaan Ashurbanipal di Assiri, yang memuat simplisia antaara lain kulit delima, opium, adas manis, maud, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno misalnya Hippocrates (1446 sebelum masehi), seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentian, kelembak, gom arab, bunga kantil dan sebagainya.
Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku “Genera Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistemik botani, farmakognosi modern dirintis oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman dalam bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah menggolongkan simplisa menurut segi morfologi, cara- cara untuk mengetahui kemurnian simplisa.
          Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya sudah sampai ke usaha-usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk tujutan analisa kualitatif dan kuantitatif.

Pengertian Farmakognosi

           Farmakognosi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika.
           Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup indentifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. 

Istilah dalam farmakognosi

ISTILAH DALAM FARMAKOGNOSI


  1. Simplisia : Bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
  2. Simplisia nabati : Simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.
  3. Eksudat Tanaman :  Isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
  4. Simplisia hewani : Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
  5. Simplisia Mineral : Simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau dioleh dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
  6. Alkaloida : Suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen (N) pada umumnya berasal dari tanaman , yang mempunyai efek fisiologis kuat/keras terhadap manusia.
  7. Glikosida : Suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai menjadi satu macam gula serta satu atau lebih bukan zat gula. Contohnya amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa + benzaldehida + asam sianida.
  8. Enzim : Suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam tubuh organisme.
  9. Vitamin : Suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh. Tubuh manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.
  10. Hormon : Suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang mampengaruhi faal, tubuh dan mempengaruhi besar bentuk tubuh.
  11. Pemerian : Uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman (kulit, daun, akar, dan sebagainya).

Ruang lingkup Farmakognosi

       Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai contoh : Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.
      Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia, disinilah keterkaitannya dengan farmakognosi.
        Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila dilakukan uji klinik, maka akan diperoleh obat jadi.
        Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.
Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi, karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.
Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam fitokimia dan analisis fitokimia. 

Hubungan farmakognosi dengan obat

Perkataan Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat..
Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh Ada beberapa definisi tentang obat misalnya :

1.Obat
Suatu bahan atau paduan bahan – bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia.
2.Obat Jadi
Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku- buku lain yang ditetapkan pemerintah .
3.Obat Paten
Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
4.Obat Baru
Obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.
5.Obat Tradisional
Bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan- bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.segala segi yang perlu diketahui tentang obat.


Hubungan farmakognosi dengan botani dan zoologi

          Mengingat pentingnya identitas botani-zoologi, simplisia harus memiliki identitas botani dan zoologi yang tepat, dimaksudkan untuk mengetahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan yang digunakan sebagai simplisia.  Penetapan identitas botani-zoologi secara tepat merupakan langkah pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan lainnya di bidang farmakognosi. Kondisi simplisia dapat rusak oleh faktor tertentu. Apabila hal tersebut terjadi, maka keadaannya tidak lagi memenuhi syarat dan dianggap berkualitas rendah. Misalnya saja simplisia yang akan digunakan bercampur dengan minyak pelumas, basah oleh air laut, rusak karena bakteri, dan tercampur dengan komposisi bahan lain yang tidak semestinya.

Hubungan ilmu farmakognosi dengan ilmu lainnya


        Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus tersedia ditempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu atau diracik sendiri oleh tabib yang memeriksa sipenderita, sehingga dengan cara tersebut Farmakognosi dianggap sebagai bagian dari Materia Medika. Simplisia di apotik kemudian terdesak oleh perkembangan galenika, sehingga persediaan simplisia di apotik digantikan dengan sediaan-sedian galenik yaitu, tingtur, ekstrak, anggur dan lain-lain.
          Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin terdesaknya kedudukan simplisia di apotik-apotik. Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan lagi, hanya tempatnya tergeser ke pabrik-pabrik farmasi, tanpa adanya simplisia di apotik tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, ataupun zat-zat kimia murni dengan segala bentuknya (serbuk, tablet, ampul, dll), misalnya injeksi Kinin antipirin, secara sepintas Kinin antipirin dalam pembuatannya tidak memerlukan simplisia, tetapi cukup dua zat kimia murni yaitu kinina dan antipirin, dimana antipirin diperoleh secara sintetis, sedangkan kinina hanya dapat diperoleh dari kulit kina. Sedangkan kulit kina sendiri baru dapat diperoleh setelah ada kepastian bahwa tanaman yang akan ditebang benar-benar jenis Cinchona yang dikehendaki.
          Dalam proses pembuatan zat-zat secara semisintetis, maka farmakognosi sangat erat hubungannya dengan biokimia dan kimia sintesa, misalnya dalam pembuatan Kortison, Hidrokortison, Prednison dan Prednisolon. Untuk membuat keempat macam hormon tersebut, sebagai bahan baku dipergunakan Stigmasterol yang terdapat dalam biji kedelai atau menggunakan diosgenin yang terdapat dalam umbi gadung. Biji kedelai dan umbi gadung tidak pernah dimuat monografinya dalam farmakope, tetapi secara tidak langsung kedua bahan tersebut penting bagi proses semisintesa yang akan dilakukan.
          Dari contoh-contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang lingkup Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam nabati, hewani dan mineral dalam berbagai aspeknya dibidang farmasi kesehatan.

Bahan simplisia Cortex

CORTEX adalah kulit batang, merupakan bagian kulit yang digunakan sebagai ramuan obat. Simplisia kulit batang umumnya diambil dari bagian kulit terluar tanaman tingkat tinggi yang berkayu. Bagian yang sering digunakan sebagai bahan ramuan meliputi kulit batang, cabang atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis. Daftar cortex yang akan dibahas:


  1. ALSTONIAE CORTEX (MMI)

Image result for Kulit Pule

Nama lain                                : Kulit Pule
Nama tanaman asal                 : Alstonia scholaris (L) R.Br
Keluarga                                  : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi        : Alkaloida- alkaloida ditamina, ekitamina, ekhitenina, akhitamidina,                                                          alstonina
Penggunaan                              : Antipiretika, antimalaria, stomakika, antidiabetika, antelmintika
Pemerian                                  : Tidak berbau, rasa pahit, yang tidak mudah hilang
Bagian yang digunakan            : Kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan                            : Dalam wadah tertutup baik

        2. ALYXIAE CORTEX (MMI)
Image result for Pulasari
Nama lain                           : Pulasari
Nama tanam asal                 : Alyxia reinwardtii (BL), juga disebut Alyxia stellata (Roomset Schult)
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida zat pahit, kumarin, zat penyamak, minyak atsiri, asam organik
Penggunaan                         : Bahan pewangi, (campuran boreh), karminativa, antidemam
Pemerian                             : Bau dan rasa mirip kumarin, agak pahit
Bagian yang digunakan      : Kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

       3. BURMANI CORTEX ( MMI)

Kayu manis

Nama lain                             : Kulit manis jangan, Kulit kayu manis padang, Keningar
Nama tanaman asal              : Cinnamomum Burmani (Blume)
Keluarga                               : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi     : Minyak atsiri yang mengandung sinamil aldehid, sinamil asetat, borneol,                                                  simen. Zat penyamak, damar, bornil asetat
Penggunaan                          : Diaforetika, karminativa, anti iritansia, bahan pewangi, bumbu masak
Pemerian                               : Bau khas, rasa manis
Bagian yang digunakan         : Kulit batang
Waktu panen                        : Panen pada umur 8 tahun, semakin tua umur tanaman, kulit relatif lebih tebal dan volume kulit pohon bertambah pula, sehingga kualitas dan kuantitas produksi akan lebih baik.

  •     Cara panen                          :
  1. Pohon ditebang sekaligus, tunggul tebangan diter bagian atasnya.
  2. Cara ditumbuk, yakni 2 bulan sebelum ditebang 5 cm dari leher akar, seluruh kulit batang dikupas setinggi 80 – 100 cm. Setelah 2 bulan baru ditebang maksudnya agar pengulitan mudah dilakukan dan diharapkan tumbuh tunas baru yang lebih sempurna pada permukaan tanah
  3. Pohon dipukul-pukul dengan benda tajam 2 bulan sebelum ditebang, dengan maksud untuk mendapat kulit yang tebal pada waktu pemotongan, sebab pada bekas – bekas pukulan akan menghasilkan pembengkakan kulit.
  4. Sistem Vietnam (sistem panen tanpa tebang), yaitu memotong sebagian kulit batang secara berselang- seling dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 10 cm. Setelah kulit batang bertaut kembali sehabis panen pertama, lalu dilakukan panen kedua dan seterusnya.

  • Jenis – jenis             :  Dalam perdagangan dikenal sebagai Cassia vera.
           Ada 2 varietas :
  1. Berdaun muda, berwarna merah pekat, banyak ditanam di Sumatera Barat dan Kerinci
  2. Berdaun hijau ungu.
    Perbedaan                     : Kayu manis pucuk merah mempunyai kualitas lebih baik, tetapi                                                                produksinya lebih rendah dari pada yang berpucuk hijau.
    Penyimpanan                : Dalam wadah tertutup baik

     4. CINCHONAE  CORTEX (FI)

451px-Cinchona_officinalis_001

Nama lain                           : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Nama tanaman asal             : Cinchona succirubra
Keluarga                              : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin, asam tanat,                                                     asam kina, damar, malam
Persyaratan kadar                : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan                         : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian                         : Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan lama bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan      : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Sediaan                                 : Cinchonae extractum
Perbedaan                           
Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.
Cinchona ledgeriana berisi 6 – 10 % alkaloida.
Cinchona calisaya berisi 6 – 8 % alkaloida
Untuk memperoleh banyak kulit ditanam Cinchona succirubra
Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana
Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana diatas Cinchona succirubra secara okulasi.
Cara panen                :
  1. Dicabut (cara Indonesia) pohon-pohon yang jaraknya 60 cm – 100 cm satu sama lain, dicabut seluruhnya dan diambil kulit batang dan kulit akarnya, setelah 6-7 tahun, pada daerah tadi dilakukan pencabutan lagi.
  2. Dipangkas : pohon-pohon yang berumur 7 tahun dipangkas batangnya beberapa cm di atas tanah, dari pangkal batang nanti tumbuh sejumlah cabang baru yang nanti juga dipungut.
  3. Dikikis : Kulit batang dikikis tanpa mengenai kulit kayunya
  4. Menurut penelitian ternyata kulit kina yang banyak terkena sinar matahari alkaloidnya lebih rendah dari kulit kina yang ditempat teduh. Jika kulit kina tersebut ditutupi dengan lumut, maka kadar alkaloidnya akan naik luar biasa. Setelah kulit kina ini di panen, bekasnya ditutupi lumut kembali, maka timbul kulit kulit kina baru yang juga tinggi kadar alkaloidnya. Pengambilan kulit dilakukan sedikit demi sedikit sampai seluruh kulit lama terambil.
Penyimpanan         :     Dalam wadah tertutup baik

Bahan Simplisia Oleum

SIMPLISIA OLEUM
01.0LEUM ANISI (FI)
     Nama Lain                          : Minyak adasmanis
     Nama Tanaman Asal           : Pimpinella anisum (L) atau verum (Hook.f)
     Keluarga                              : Apiaceae
     Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Anetol,metal khavikol(isomer dari anetol),anisaldehida dan terpen
     Penggunaan                         : Obat batuk,perangsang peristaltic pada mulas
     Sedian                                 :  1.Benzoici Opii Tinctura(Form.Nas)
                                              2.Amonii Anisi Spirituosa(Form Nas)
                                              3.Potio alba(Form.nas)
      Pemerian                             : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat,membias cahaya dengan kuat,bau khas                                                             aromatic,rasa khas agak manis,jika sejuk menghablur
Cara memperoleh                : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap buah yang masak
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup rapat,terisi penuh,terlindung dari cahaya,jika menghablur                                                      sebelum digunakan harus dipanaskan hingga mencair.
02.OLEUM ARACHIDIS    
      Nama Lain                         : Minyak kacang, Peanut oil
      Nama Tanaman Asal         : Arachis hypogaea ( L. )
      Keluarga                            : Leguminosae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Gliserida dari asam oleat, linoleat, asam palmitat, asam hipogeat, asam lignoserat,                                                         asam arakhidat
      Penggunaan                         : Sebagai pengganti minyak zaitun untuk pembuatan margarine dan sabun
      Sediaan                               : 1. Methylis Salicylatis Linimentum (Formularium Nasional)
                                                    2. Peruviani Emulsum II ( Formularium Nasional )
      Pemerian                             : Cairan berwarna kuning pucat, bau khas lemah, rasa tawar
     Cara memperoleh                : Minyak lemak yang diolah dimurnikan, diperoleh dengan pemerasan biji yang telah                                                      dikupas
    Penyimpanan                        : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh
03. OLEUM AURANTII ( FI )
      Nama Lain                          : Minyak jeruk manis
      Nama Tanaman Asal           : Citrus sinensis ( L. )
      Keluarga                              : Rutaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : d-limonen, campuran sitral, sitronelal
      Persyaratan kadar                : Kadar aldehida tidak kurang dari 1,0 % dan tidak lebih dari 3,0 %
      Penggunaan                         : Obat bronchitis menahun, bahan pewangi
      Pemerian                             : Cairan kuning muda atau coklat kekuningan, bau khas aromatik, rasa khas
     Cara memperoleh                : Minyak atsiri yang diperoleh dengan pemerasan kulit buah terluar yang masak dan                                                       segar
      Penyimpanan                       :
           1. Cara Sisilia : Kulit buah diperas dengan tangan diantara bunga karang, minyak yang menyerap dalam                                               bunga karang dikumpulkan
           2.Cara Perancis : Kulit buah diguling-gulingkan dalam tong berduri, minyak yang keluar dari luka-luka                                                  kulit buah dikumpulkan
           3.Cara Guinea : Kulit digaruk dengan sendok tajam, minyak yang terkumpul pada sendok ditaruh dalam                                               panci
          4.Cara Kalifornia : Seluruh buah diperas, dipusingkan sehingga terpisah bagian padat, bagian air jeruk dan                                                bagian minyak
           5.Cara lain yang khusus : buah diparut kulitnya atau kulit buahnya digiling antara dua silinder
04.OLEUM CACAO
      Nama Lain                          : Lemak coklat
      Nama Tanaman Asal           : Theobroma cacao ( L. )
      Keluarga                              : Sterculiaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Sebagian besar gliserida dari asam
                                              stearat, asam palmitat, asam oleat dan asam laurat. Terdapat pula sejumlah kecil                                                          gliserida dan asam arakhidat, asam linoleat, asam forminat, asam asetat dan asam butirat
      Sediaan                               :
      1. Aminophyllin Suppositoria ( Form. Nas.)
      2. Bibazae Suppositoria
      3. Bisacodyl Suppositoria
    Pemerian                           : Lemak padat, warna putih kekuningan, bau khas aromatik, rasa khas lemah, agak                                                           putih pada suhu 25 C menjadi lunak atau mencair
    Cara memperoleh            : Lemak yang diperoleh dengan pemerasan panas biji yang telah dihilangkan kulit                                                           bijinya dan telah dipanggang, biji yang dipanggang digiling dengan penambahan                                                           natrium karbonat lalu diperas selagi masih panas
05.OLEUM CAJUPUTI
      Nama Lain                          : Minyak kayuputih
      Nama Tanaman Asal           : Melaleuca leucadendra ( L. ) dan Melaleuca minor ( Sm )
      Keluarga                              : Myrtaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Sineol ( kayuputol ), terpinol bebas atau sebagai ester dengan asam cuka, asam                                                             mentega, asam valerat
      Persyaratn kadar                 : Kadar sineol tidak kurang dari       50 % dan tidak lebih dari 65 %
      Penggunaan                         : Sebagai obat gosok pada sakit encok dan rasa nyeri lainnya
      Sedian                                 : 1. Balsamum rubrum ( Form. Nas )
                                                    2. Methylis Salicylatis Linimentum ( Form. Nas )
                                                    3. Thymoli Solutio Aromaticae ( Form. Nas )
    Pemerian                             : Cairan tidak berwarna, berwarna kuning atau hijau, bau khas aromatik,rasa pahit
    Cara memperoleh                : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap atau penyulingan air
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik
06.OLEUM CANANGA
      Nama Lain                          : Minyak kenanga
      Nama Tanaman Asal           : Canangium odoratum ( Hook &  Thoms )
      Keluarga                              : Anonaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Alkohol dengan ester (metil-benzoat, linalool, terpineol )
      Penggunaan                         : Zat tambahan - parfum
      Pemerian                             : Minyak cair warna kuning muda, bau khas, sangat harum
      Cara memperoleh                : Penyulingan uap bunga yang segar dan belum mekar
07. OLEUM CARCHARIDIS
      Nama Lain                          : Minyak ikan hiu
      Nama Tanaman Asal           : Carcharis, Chilocyllium dan Zygaena
      Keluarga                              : -
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Vitamin A
      Penggunaan                         : Sumber kalori dan pengobatan avitaminose A dan D
      Pemerian                             : Minyak cair warna kuning sampai keemas-emasan, bau khas, tidak tengik, rasa                                                              manis
      Cara memperoleh                : Minyak lemak yang diperoleh dari hati yang segar atau yang tersimpan baik dan                                                            telah dibebaskan dari lemak padatnya dengan jalan penyaringan pada suhu 5  C
      Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik
08.OLEUM CARYOPHYLI
      Nama Lain                          : Minyak cengkeh, Clove oil
      Nama Tanaman Asal           : Eugenia caryophyllata ( Sreng )
      Keluarga                              : Myrtaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Egenol, asetilegenol
      Penggunaan                         : Zat tambahan - parfum
      Sedian                                 : Oleum Ricini aromaticum (Form.Nas ), Balsamum rubrum (Form. Nas )
      Pemerian                             : Minyak cair yang baru disuling, tidak berwarna atau kuning pucat, jika disimpan                                                           atau kena udara makin tua dan makin kental, bau dan rasa seperti cengkeh
    Cara memperoleh                : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan air atau penyulingan uap                                                                             kuncup  bunga yang telah dikeringkan
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya
09.OLEUM CINNAMOMI
      Nama Lain                          : Minyak kayumanis, Oleum ciaoi
      Nama Tanaman Asal           : Cinnamomum zeylanicum ( BI )
      Keluarga                              : Lauraceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Sinamilaldehida, egenol
      Persyaratan  Kadar              : Kadar aldehida jumlah dihitung sebagai sinamilaldehida 60,0 % - 75,0 %
      Penggunaan                         : Obat gosok, obat mulas, pengawet sirop
      Sedian                                 : -   Oleum Iecoris Emulsum ( Form. Nas )
                                                    -   Balsamum rubrum ( Form. Nas. )
                                                    -   Oleum Ricini aromaticum ( Form. Nas. )
    Pemerian                             : Cairan warna kuning atau merah kecoklatan, bau dan rasa khas
   Cara memperoleh                : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan air atau penyulingan uap kulit batang                                                         dan kulit cabang
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup rapat,terisi penuh,terlindung dari cahaya, di tempat sejuk
10. OLEUM CITRI
      Nama Lain                          : Minyak jeruk, Lemon oil
      Nama Tanaman Asal           : Citrus lemon ( L. )
      Keluarga                              : Rutaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Sitral, d – limonene dan felandren
      Persyaratan Kadar               : Kadar aldehida jumlah dihitung sebagai sitral tidak kurang dari  3,5 %
      Penggunaan                         : Obat batuk,perangsang peristaltic pada mulas
      Pemerian                             : Cairan warna kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas aromatik, rasa pedas                                                           dan agak pahit
     Cara memperoleh                : Minyak atsiri diperoleh dengan cara pemerasan perikarp segar yang masak atau                                                             hampir masak
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk
11.OLEUM CORIANDRI
      Nama Lain                          : Minyak ketumbar   
      Nama Tanaman Asal           : Coriandrum sativum ( L. )
      Keluarga                              : Apiaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Koriandrol (= d-linalool ), terdapat
                                                    pula geraniol
      Penggunaan                         : Bahan pewangi dan Karminativa
      Pemerian                             : Bau dan rasa khas ketumbar
     Cara memperoleh                : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap buah-buah yang dimasak dan                                                      kering
      Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik
12.OLEUM EUCALYPTI
      Nama Lain                          : Minyak ekaliptus
      Nama Tanaman Asal           : Eucalyptus globullus (Labill)
      Keluarga                              : Myrtaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Ekaliptol (= sineol ) terdapat pula pinem dan terpen-terpen
      Penggunaan                         : Germisida, obat batuk, antiseptika saluran pernafasan
      Sedian                                 : Methylis Salicylatis, Linimentum (Form. Nas)
      Pemerian                             : Bau dan rasa khas aromatik
      Cara memperoleh                : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap daun-daun yang segar 
      Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik.
13.OLEUM FOENICULI
      Nama Lain                          : Minyak adas
      Nama Tanaman Asal           : Foeniculum Vulgare (Mill.)
      Keluarga                              : Apiaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Anetol, zat pahit fenkhon
      Penggunaan                         : Obat gosok gigi, obat mulas untuk anak-anak, karminativanya lemah, terbanyak                                                            dipakai sebagai bahan pewangi Aqua Foeniculi (F.I. Ed.I)
      Pemerian                             : Bau dan rasa khas ketumbar
     Cara memperoleh                : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap buah-buah yang dimasak dan                                                      kering 
      Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik.
14.OLEUM HYDNOCARPI
    Nama Lain                          : Minyak hidnokarpi, Oleum chaulmogra, minyak kaulmogra
    Nama Tanaman Asal           : Hydnocarpus wightiana ( Blume ),
                                                  Hydnocarpus anthelmintica (Pierra)
                                                    Hynocarpus heterophylla (Blume)
                                                    Taraktogenos kurzii ( King )
     Keluarga                              : Flacourtiaceae
    Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Gliserida dari asam hidnokarpat, asam khaulmograt, asam palmitat, asam oleat dan                                                       asam gorlat
     Penggunaan                         : Obat lepra
     Pemerian                             : Pada suhu diatas 30 ˚ C berupa cairan jernih berwarna kuning atau kecoklatan.                                                              Pada suhu dibawah 30 ˚ C berupa lemak putih atau kekuningan. Batas suhu tersebut                                                    dapat berbeda menurut spesies Hydnocarpus. Bau lemah dan rasa khas rasa agak                                                            pahit dan getir.
    Cara memperoleh                : Minyak lemak diperoleh dengan pemerasan dingin biji dari buah yang masak dan                                                         segar 
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik.
15.OLEUM IECORIS ASELLI
    Nama Lain                          : Minyak ikan, oleum morrhuae. Codliver oil.
    Nama Hewan Asal              : Gadus callarias
    Keluarga                              : Gadidae
    Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Vitamin A dan D, Gliserida trimalmitat dan tristearat, kolesterol, gliserida dan asam-                                                     asam jenuh, yang disebut asam morrhuat, berupa campuran berbagai asam : asam                                                         yakoleat, asam terapiat, asam aselat, asam gadinat, yodium, basa-basa aselin dan                                                           morrhuin. Unsur-unsur : Cl, Br, S, P dan Fe sebagai senyawa organik.
    Penggunaan                         : Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 S.I tiap gram dan potensi vitamin D tidak                                                         kurang dari 80 S.I tiap gram.
    Pemerian                             : Bahan salep, sumber vitamin A dan D
    Sedian                                : 1.Olei Iecoris Emulsum (Form.nas)
                                                 2.Olei Iecoris Unguentum (Form.nas)
                                                 3.   Olei Iecoris Unguentum compositum ( F. N )
    Cara memperoleh                : Minyak lemak yang tersimpat baik, dimurnikan dengan penyaringan pada suhu 0 ˚ C
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
16.OLEUM MAYDIS
      Nama Lain                          : Minyak jagung
      ama Tanaman Asal              : Zea mays ( L. )
      Keluarga                              : Poaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Gliserida
    Penggunaan                         : Zat tambahan, pengganti minyak lemak bagi pasien yang tinggi kadar kolesterolnya
    Pemerian                             : Cairan warna kuning muda sampai kuning emas, bau dan rasa lemah khas
    Cara memperoleh                : Minyak lemak diperoleh dari embrio, kemudian dimurnikan 
      Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
17.OLEUM MENTHAE PIPERITAE
      Nama Lain                          : Minyak permen, pepermin oil
      Nama Tanaman Asal           : Mentha piperita (L.)
      Keluarga                              : Lamiaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Menthol, metilasetat
      Persyaratan Kadar               : Kadar ester dihitung sebagai metal asetat tidak kurang dari 4 % dan tidak lebih dari                                                      9 %, kadar mentol bebas tidak kurang dari 45 %
    Penggunaan                         : Karminativa, stimulansia, sebagai obat mulas
      Sedian                                 :
1.Aqua Menthae piperitae (FI)
2.Aluminii Hydroxydi Compressi ( Form. Nas )
3.Balsamum album ( Form. Nas )
4.Ferro Tonicum Solutio ( Form. Nas )
5.Potio alba ( Form. Nas )
6.Thymoli Solutio aromatika ( Form. Nas )
7.Zinci Chloridi Gargarisma ( Form. Nas )
    Pemerian                             : Cairan tidak berwarna, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau aromatik, rasa                                                               pedas kemudian dingin
    Cara memperoleh                : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan air pucuk berbunga segar, jika                                                           perlu dimurnikan 
  Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
18.OLEUM MYRISTICAE
      Nama Lain                          : Minyak pala, Nutmeg oil
      Nama Tanaman Asal           : Myristica fragrans (Houtt)
      Keluarga                              : Myristicaceae
     Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Miristin, egenol, asam miristinat bebas atau sebagai ester
      Penggunaan                         : Karminativa, stimulansia lambung
    Pemerian                             : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat bau dan rasa khas khas seperti                                                          pala
    Cara memperoleh                : Penyulingan inti biji yang dikeringkan 
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
19.OLEUM MYRISTICAE EXPRESSUM        
      Nama Lain                          : Lemak pala, Oleum Nucistae, Nutmeg butter
      Nama Tanaman Asal           : Myristica fragrans (Houtt)
      Keluarga                              : Myristicaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Gliserida trimiristinat, trioleat Gliserida asam serotinat, asam asetat, miristisin zat                                                         yang tak tersabunkan, minyak atsiri yang berisi egenol
      Penggunaan                         : Obat gosok, stimulansia luar
     Pemerian                             : Masa padat berupa lemak, tidak homogen, warna kuning, kuning kemerahan hingga                                                   coklat, merah kotor hingga bercak-bercak putih seperti pala. Pada suhu kamar mudah                                                    dijadikan butir-butir kasar
    Cara memperoleh                 : Lemak diperoleh dengan pemerasan panas biji yang telah dibuang selaput dan kulit                                                       bijinya. Merupakan campuran minyak lemak dan minyak atsiri 
    Penyimpanan                          : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
20.OLEUM OLIVAE
      Nama Lain                          : Minyak zaitun, olivae oil, sweet oil
      Nama Tanaman Asal           : Olea europea (L.)
      Keluarga                              : Oleaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Trigliserida dari asam oleat dan asam palmitat, gliserida asam linoleat, bagian yang                                                       tak tersabunkan berupa fitosterol dan hidrokarbon skualen
      Penggunaan                         : Bahan makanan, pencahar lemah
    Pemerian                             : Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau lemah tidak tengik, rasa khas warna                                                     hijau oleh adanya klorofil. Pada suhu rendah sebagian atau seluruhnya membeku
    Cara memperoleh                : Minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji masak, jika perlu dimurnikan 
      Keterangan                      : Mutu minyak terbaik diperoleh dari buah yang tua tetapi belum masak benar dan terus diperas supaya menghasilkan Virgin oil. Untuk makanan yang cukup dibuat dari buah yang masak. Mutu yang rendah diperoleh dari buah-buah yang mengalami fermentasi karena ditumpuk-tumpuk, dipakai untuk membuat sabun peistor salep dan sediaan lainnya.
      Jenis dan perbedaan:
      Varietas longifolia : diperkebunkan di Italia dan Perancis
      Varietas latifolia : Diperkebunkan di Spanyol (Buah lebih besar, tetapi kadar minyak lebih sedikit )
      Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik.
21.OLEUM POGOSTEMONI
      Nama Lain                          : Minyak nilam
      Nama Tanaman Asal           : Pogostemon cablin (Blnco. Benth)
      Keluarga                              : Lamiaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Seskui terpen-terpen (40-45 %), sinamilaldehida, egenol dan azulen
      Penggunaan                         : Zat tambahan, bahan pewangi.
     Pemerian                             : Cairan warna kekuningan, kehijauan sampai coklat, bau khas sangat harum dan                                                              sukar hilang
    Cara memperoleh                : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap daun dan batang yang telah                                                        diperas 
      Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik.
22.OLEUM RICINI
      Nama Lain                          : Minyak jarak, Castor oil
      Nama Tanaman Asal           : Ricinus communis
      Keluarga                              : Euphorbiaceae
     Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Gliserida dari asam risinoleat, glisida asam oleat, asam linoleat, asam-asam jenuh                                                          lainnya
    Penggunaan                         : Pencahar ( hati-hati pada wanita yang sedang hamil atau sedang haid ). Jangan                                                               dicampur dengan obat cacing yang dapat larut dalam minyak, hair tonic.
    Pemerian                             : Cairan kental, jernih, warna kuning pucat manis kemudian agak pedas, umumnya                                                          memualkan
    Sediaan                               : Oleum Ricini aromaticum (Form. Nas.)
    Cara memperoleh                : Minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin biji yang sedang dikupas
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh
23.OLEUM ROSAE
      Nama Lain                          : Minyak mawar, Rose oil
     Nama Tanaman Asal           : Rosa gallica (L.), Rosa damascena (Niler), Rosa alba (L.), Rosacentifolia (L.) dan                                                        varietas Rosa lainnya
      Keluarga                              : Rosaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Geraniol, paraffin, nerol, egenol
      Penggunaan                         : Bahan pewangi
      Sediaan                               : Kummerfeldi Lotio ( Form. Nas )
      Pemerian                             : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning, bau aromatik seperti bunga mawar,                                                         rasa khas. Pada suhu 25 kental, jika didinginkan perlahan - lahan berubah menjadi                                                        massa hablur, jika dipanaskan mudah melebur
      Cara memperoleh                : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap bunga segar 
      Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup rapat
24.OLEUM SESAMI
      Nama Lain                          : Minyak wijen, sesame oil
      Nama Tanaman Asal           : Sesamum indicum ( L. )
      Keluarga                              : Pedaliaceae
    Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Gliserida dari asam oleat, asam linoleat, asam palmitat, asam stearat, asam miristinat
      Sediaan                               : Ammoniae Linimentum,
                                                    Gammexani Cremor
    Pemerian                             : Cairan warna kuning pucat, bau lemah, rasa tawar, pada suhu 0C  tidak membeku
    Cara memperoleh                : Minyak lemah diperoleh dari pemerasan biji
    Keterangan                          : Senyawa sesamolin yang dengan asam menjadi sesamol yang berwarna merah kersen dan ini merupakan ciri khusus minyak wijen
25.OLEUM SHOREAE
      Nama Lain                          : Minyak tengkawang, Borneo talk
      Nama Tanaman Asal           : Shorea stenoptera ( Burok )
      Keluarga                              : Dipterocarpaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Gliserida oleodistearat, oleo dipalmitat dan tristearat, asam lemak bebas
      Penggunaan                         : Bahan kosmetika dan suppositoria
      Pemerian                             : Massa padat lebih keras dari lemak coklat. Warna putih kekuningan atau putih                                                               kehijauan, bau lemah dan mirip lemak coklat. Bidang patahan berbutir-butir dan                                                           diliputi jarum-jarum asam stearat, rapuh pada suhu kamar
    Cara memperoleh                : Minyak lemak diperoleh dengan pemerasan panas keeping biji kering atau segar 
26.OLEUM VETIVERIAE
      Nama Lain                          : Minyak Akarwangi
      Nama Tanaman Asal           : Vetiveria zizanoides
      Keluarga                              : Poaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Vetiveron, Vetiverol, Vetivenil vetivenat dan vetiven
      Penggunaan                         : Zat tambahan, bahan pewangi
      Pemerian                             : Minyak cair kental, warna coklat kemerahan, bau khas aromatik kuat
      Cara memperoleh                : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap akar
      Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.